Apa yang sedang anda renungkan?

Para Islamis radikal yang menyebut diri mereka dengan nama ISIS tersebut (Islamic State of Iraq and Suriah /Negara Islam Iraq dan Suriah),

menuntut harta benda dan hidup manusia sebagai harga atas kegerakan yang mereka lakukan dan yang telah berjalan dengan sangat cepat. img source sindonews.net

Kini mereka menginginkan para gadis.

ISIS telah memasang poster-peringatan di seluruh Mosul, salah satu kota di Irak yang berhasil mereka kuasai, menyerukan pada penduduk agar menyerahkan anak-anak gadis mereka yang belum menikah kepada para pasukan ISIS, demikian yang dilaporkan oleh Clarion Project , sebuah organisasi nirlaba terkemuka yang bekerja untuk mengekspos ekstrimisme Islam, khususnya lewat film-film dokumenter yang mereka produksi.

Jika anda Mengutip sumber-sumber Arab termasuk yang ada di dalam kota Mosul sendiri, banyak informasi tentang poster-poster yang berisi seruan agar para gadis berpartisipasi dalam

“jihad al-nikah” atau “jihad seks.”

Clarion Project mengutip informasi dari Al- Masryalyoum, sebuah harian terkemuka Mesir, disamping dari sejumlah media pemberitaan Arab lainnya. Poster-poster yang dipasang di tempat-tempat umum itu berbunyi:

“Kami menyerukan penduduk dari wilayah ini untuk membawa gadis- gadis mereka yang belum menikah agar mereka dapat memenuhi kewajiban mereka dalam jihad seks bagi para pejuang Islam yang ada di kota ini yang adalah saudara-saudara mereka, dan setiap orang yang tidak menampakkan diri harus menghadapi kekuatan penuh Syariah (hukum Islam) diberlakukan atasnya.”

Laporan itu juga mengatakan bahwa para pejuang ISIS juga telah memeriksa pintu demi pintu, memasuki rumah, membunuh para pria dan memperkosa kaum wanita. Clarion Fund mengatakan,”stasiun TV Al-Iraqiya mempublikasikan sebuah laporan mengenai kisah 2 orang gadis Irak yang diperkosa oleh pasukan ISIS di Mosul.

Kedua gadis ini yang masih bersaudara mengatakan bahwa para pejuang ISIS masuk ke rumah mereka, membunuh para pria dan setelah itu mereka memperkosa kedua wanita ini secara bergantian.” “Mereka masuk ke dalam rumah, Mereka sangat menjijikkan.

Mereka bersenjata dan berbicara satu sama lain dalam bahasa yang kami tidak kenal. Kami sangat ketakutan. Saya mencoba menyelamatkan saudari perempuan saya, tetapi salah seorang dari mereka memukul tubuh dan muka saya dan saudari perempuan saya dengan senjatanya.

Saya pingsan dan terbangun mendengar jeritan dari tetangga saya ketika salah seorang jihadis bermain-main dengan rambut saya,” kata gadis itu penuh gemetar.

Dalam sebuah video yang diterjemahkan oleh Clarion Project, saudari perempuannya berkata,

”Aku mendengar mereka berbicara dalam dialek dari wilayah Teluk dan satunya lagi berbicara dalam bahasa yang tak pernah kudengar sebelumnya. Saya terus menolak dan ia kemudian memukul kepalaku. Aku terbangun dan melihat sekujur tubuhku penuh dengan darah.”

Tak ada statistik berapa banyak wanita yang telah diserang, diperkosa dan dibunuh oleh pasukan ISIS sejak kaum Islamis memasuki Mosul.

Laporan itu juga menginformasikan tentang Um-Lara, yang melarikan diri bersama dengan keempat anak perempuannya, usia 14-23 tahun. Mereka memberitahukan harian pemberitaan Rusia bahwa kaum militan telah menculik “banyak” wanita di Mosul.